1.
Menakar Daya Tahan Industri Kulit Tanah Air
1
Hingga 2017, Badan Pusat Statistik mencatat ada sekitar 76.000 unit usaha skala mikro kecil cli sektor kulit, barang dari kulit dan alas kaki. Ada Iebih dari 250.000 tenaga kerja yang terserap di dalamnya. Dibandingkan dengan total keseluruhan usaha skala mikro-kecil_ industri ini masih terbilang kecil. Proporsi unit usaha industri kulit hanya 1,7 persen dari seluruh usaha-mikro kecil yang ada dan hanya menyerap 2,3 persen tenaga kerja dan keseluruhan industri di skala usaha yang sama. Kendall kecil, prospek bisnis di sektor ini terbilang moncer.
2
Simak saja publikasi dari Taman World's Top Exports yang m erujuk pada data United Nations Comtrade Database. Khusus untuk produk sepatu kulit saja, Indonesia berhasil menembus peringkat kelima pasar global dengan nilai ekspor 2,6 juta dollar AS tahun 2017; setara 4,9 persen pasar sepatu Itulit dunia. Indonesia juga mencatat surplus perdagangan keempat terbesar dunia khusus untuk komoditas ini, dengan besaran surplus mencapai 12,7 persen. Sepanjang 2013 - 2017, pertumbuhan rata-rata ekspor Indonesia berada di urutan keempat dunia sesudah Kamboja. Vietnam dan Jerman. 12,3 persen sepanjang 2013-2017.
3
Industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki juga berperan menopang perekonomian nasional yang melambat. Produk domestik bruto sub sektor kulit, barang dari kulit dan alas kaki tumbuh 2,2 persen, di tengah pertumbuhan sektor pertambangan yang tercatat minus di tahun yang sama.
4
Publikasi Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional tahun 2017 mendeskripsikan, industri kulit menjadi salah satu sub sektor perekonomian yang mencatat pertumbuhan nilai investasi acing tertinggi di tahun 2017. Untuk capaian ini saja, bare sebagian kecil pebisnis kulit yang terlibat dalam kegiatan ekspor. Publikasi BPS tahun 2017 menunjukkan hanya 10,72 persen dari total produk usaha skala menengah besar dan 0,4 persen dari total produk usaha mikro kecil industri kulit yang dijual ke luar negeri. Mayoritas kegiatan bisnis kulit (lebih kurang 96 persen) juga masih terpusat di Pulau Jawa, antara lain di Kabupaten Garut di Jawa Baratz Yogyakarta, serta Kabupaten Sidoarjo dan Magetan di Jawa Timur.
T:
Berdasarkan paragraf 1, Semua usaha mikro mengalami penigkatan. Sebagian industri kulit adalah usaha mikro. Maka kesimpulan yang paling TEPAT adalah
A. 
Sebagian industri kulit tidak meningkat
B. 
Sebagian usaha mikro tidak meningkat
C. 
Sebagian industri kulit meningkat
D. 
Semua industri kulit meningkat
E. 
Sebagian industri kulit bukan usaha mikro
2.
Menakar Daya Tahan Industri Kulit Tanah Air
1
Hingga 2017, Badan Pusat Statistik mencatat ada sekitar 76.000 unit usaha skala mikro kecil cli sektor kulit, barang dari kulit dan alas kaki. Ada Iebih dari 250.000 tenaga kerja yang terserap di dalamnya. Dibandingkan dengan total keseluruhan usaha skala mikro-kecil_ industri ini masih terbilang kecil. Proporsi unit usaha industri kulit hanya 1,7 persen dari seluruh usaha-mikro kecil yang ada dan hanya menyerap 2,3 persen tenaga kerja dan keseluruhan industri di skala usaha yang sama. Kendall kecil, prospek bisnis di sektor ini terbilang moncer.
2
Simak saja publikasi dari Taman World's Top Exports yang m erujuk pada data United Nations Comtrade Database. Khusus untuk produk sepatu kulit saja, Indonesia berhasil menembus peringkat kelima pasar global dengan nilai ekspor 2,6 juta dollar AS tahun 2017; setara 4,9 persen pasar sepatu Itulit dunia. Indonesia juga mencatat surplus perdagangan keempat terbesar dunia khusus untuk komoditas ini, dengan besaran surplus mencapai 12,7 persen. Sepanjang 2013 - 2017, pertumbuhan rata-rata ekspor Indonesia berada di urutan keempat dunia sesudah Kamboja. Vietnam dan Jerman. 12,3 persen sepanjang 2013-2017.
3
Industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki juga berperan menopang perekonomian nasional yang melambat. Produk domestik bruto sub sektor kulit, barang dari kulit dan alas kaki tumbuh 2,2 persen, di tengah pertumbuhan sektor pertambangan yang tercatat minus di tahun yang sama.
4
Publikasi Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional tahun 2017 mendeskripsikan, industri kulit menjadi salah satu sub sektor perekonomian yang mencatat pertumbuhan nilai investasi acing tertinggi di tahun 2017. Untuk capaian ini saja, bare sebagian kecil pebisnis kulit yang terlibat dalam kegiatan ekspor. Publikasi BPS tahun 2017 menunjukkan hanya 10,72 persen dari total produk usaha skala menengah besar dan 0,4 persen dari total produk usaha mikro kecil industri kulit yang dijual ke luar negeri. Mayoritas kegiatan bisnis kulit (lebih kurang 96 persen) juga masih terpusat di Pulau Jawa, antara lain di Kabupaten Garut di Jawa Baratz Yogyakarta, serta Kabupaten Sidoarjo dan Magetan di Jawa Timur.
Berdasarkan paragrat ke 3, Jika industri kulit meningkat : maka perekonomian meningkat. Saat ini perekonomian tidak meningkat, maka kesimpulan yang tepat adalah
A. 
Industri kulit tidak meningkat
B. 
C. 
D. 
Industri kulit berkembang
E. 
Tidak dapat diambil kesimpulan
3.
Menakar Daya Tahan Industri Kulit Tanah Air
1
Hingga 2017, Badan Pusat Statistik mencatat ada sekitar 76.000 unit usaha skala mikro kecil cli sektor kulit, barang dari kulit dan alas kaki. Ada Iebih dari 250.000 tenaga kerja yang terserap di dalamnya. Dibandingkan dengan total keseluruhan usaha skala mikro-kecil_ industri ini masih terbilang kecil. Proporsi unit usaha industri kulit hanya 1,7 persen dari seluruh usaha-mikro kecil yang ada dan hanya menyerap 2,3 persen tenaga kerja dan keseluruhan industri di skala usaha yang sama. Kendall kecil, prospek bisnis di sektor ini terbilang moncer.
2
Simak saja publikasi dari Taman World's Top Exports yang m erujuk pada data United Nations Comtrade Database. Khusus untuk produk sepatu kulit saja, Indonesia berhasil menembus peringkat kelima pasar global dengan nilai ekspor 2,6 juta dollar AS tahun 2017; setara 4,9 persen pasar sepatu Itulit dunia. Indonesia juga mencatat surplus perdagangan keempat terbesar dunia khusus untuk komoditas ini, dengan besaran surplus mencapai 12,7 persen. Sepanjang 2013 - 2017, pertumbuhan rata-rata ekspor Indonesia berada di urutan keempat dunia sesudah Kamboja. Vietnam dan Jerman. 12,3 persen sepanjang 2013-2017.
3
Industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki juga berperan menopang perekonomian nasional yang melambat. Produk domestik bruto sub sektor kulit, barang dari kulit dan alas kaki tumbuh 2,2 persen, di tengah pertumbuhan sektor pertambangan yang tercatat minus di tahun yang sama.
4
Publikasi Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional tahun 2017 mendeskripsikan, industri kulit menjadi salah satu sub sektor perekonomian yang mencatat pertumbuhan nilai investasi acing tertinggi di tahun 2017. Untuk capaian ini saja, bare sebagian kecil pebisnis kulit yang terlibat dalam kegiatan ekspor. Publikasi BPS tahun 2017 menunjukkan hanya 10,72 persen dari total produk usaha skala menengah besar dan 0,4 persen dari total produk usaha mikro kecil industri kulit yang dijual ke luar negeri. Mayoritas kegiatan bisnis kulit (lebih kurang 96 persen) juga masih terpusat di Pulau Jawa, antara lain di Kabupaten Garut di Jawa Barat Yogyakarta, serta Kabupaten Sidoarjo dan Magetan di Jawa Timur.
Jika semua pebisnis terlibat dalam kegiatan ekspor, maka perekonomian Indonesia akan meningkat. Jika perekonomian meningkat maka daya serap tenaga kerja akan tinggi. Saat ini perekonomian tidak menigkat, maka kesimpulain yang TEPAT adalah
A. 
Semua pebisnis kulit tidak terlibat ekspor
B. 
Daya serap tenaga kerja tidak tin ggi
C. 
Semua pebisnis kulit tidak terlibat ekspor dan Jaya serap tenaga kerja tidalt tinggi
D. 
Sebagian pebisnis kulit tidak terlibat ekspor
E. 
Sebagian pebisnis kulit terlibat ekspor
4.
Menakar Daya Tahan Industri Kulit Tanah Air
1
Hingga 2017, Badan Pusat Statistik mencatat ada sekitar 76.000 unit usaha skala mikro kecil cli sektor kulit, barang dari kulit dan alas kaki. Ada Iebih dari 250.000 tenaga kerja yang terserap di dalamnya. Dibandingkan dengan total keseluruhan usaha skala mikro-kecil_ industri ini masih terbilang kecil. Proporsi unit usaha industri kulit hanya 1,7 persen dari seluruh usaha-mikro kecil yang ada dan hanya menyerap 2,3 persen tenaga kerja dan keseluruhan industri di skala usaha yang sama. Kendall kecil, prospek bisnis di sektor ini terbilang moncer.
2
Simak saja publikasi dari Taman World's Top Exports yang m erujuk pada data United Nations Comtrade Database. Khusus untuk produk sepatu kulit saja, Indonesia berhasil menembus peringkat kelima pasar global dengan nilai ekspor 2,6 juta dollar AS tahun 2017; setara 4,9 persen pasar sepatu Itulit dunia. Indonesia juga mencatat surplus perdagangan keempat terbesar dunia khusus untuk komoditas ini, dengan besaran surplus mencapai 12,7 persen. Sepanjang 2013 - 2017, pertumbuhan rata-rata ekspor Indonesia berada di urutan keempat dunia sesudah Kamboja. Vietnam dan Jerman. 12,3 persen sepanjang 2013-2017.
3
Industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki juga berperan menopang perekonomian nasional yang melambat. Produk domestik bruto sub sektor kulit, barang dari kulit dan alas kaki tumbuh 2,2 persen, di tengah pertumbuhan sektor pertambangan yang tercatat minus di tahun yang sama.
4
Publikasi Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional tahun 2017 mendeskripsikan, industri kulit menjadi salah satu sub sektor perekonomian yang mencatat pertumbuhan nilai investasi acing tertinggi di tahun 2017. Untuk capaian ini saja, bare sebagian kecil pebisnis kulit yang terlibat dalam kegiatan ekspor. Publikasi BPS tahun 2017 menunjukkan hanya 10,72 persen dari total produk usaha skala menengah besar dan 0,4 persen dari total produk usaha mikro kecil industri kulit yang dijual ke luar negeri. Mayoritas kegiatan bisnis kulit (lebih kurang 96 persen) juga masih terpusat di Pulau Jawa, antara lain di Kabupaten Garut di Jawa Barat Yogyakarta, serta Kabupaten Sidoarjo dan Magetan di Jawa Timur.
Berdasarkan paragraf 3, Jika pertumbuhan sektor pertambangan menurun: pertumbuhan eltanomi melambat. Saat ini pertumbuhan ekonomi tidak melambat, maka kesimpulan yang paling tepat adalah
A. 
Sektor pertambangan menurun
B. 
Sektor di luar pertambangan meningkat
C. 
Sektor si luar pertambangan menurun
D. 
Sektor pertambangan stabil
E. 
Sektor pertambangan tidak menurun
5.
Menakar Daya Tahan Industri Kulit Tanah Air
1
Hingga 2017, Badan Pusat Statistik mencatat ada sekitar 76.000 unit usaha skala mikro kecil cli sektor kulit, barang dari kulit dan alas kaki. Ada Iebih dari 250.000 tenaga kerja yang terserap di dalamnya. Dibandingkan dengan total keseluruhan usaha skala mikro-kecil_ industri ini masih terbilang kecil. Proporsi unit usaha industri kulit hanya 1,7 persen dari seluruh usaha-mikro kecil yang ada dan hanya menyerap 2,3 persen tenaga kerja dan keseluruhan industri di skala usaha yang sama. Kendall kecil, prospek bisnis di sektor ini terbilang moncer.
2
Simak saja publikasi dari Taman World's Top Exports yang m erujuk pada data United Nations Comtrade Database. Khusus untuk produk sepatu kulit saja, Indonesia berhasil menembus peringkat kelima pasar global dengan nilai ekspor 2,6 juta dollar AS tahun 2017; setara 4,9 persen pasar sepatu Itulit dunia. Indonesia juga mencatat surplus perdagangan keempat terbesar dunia khusus untuk komoditas ini, dengan besaran surplus mencapai 12,7 persen. Sepanjang 2013 - 2017, pertumbuhan rata-rata ekspor Indonesia berada di urutan keempat dunia sesudah Kamboja. Vietnam dan Jerman. 12,3 persen sepanjang 2013-2017.
3
Industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki juga berperan menopang perekonomian nasional yang melambat. Produk domestik bruto sub sektor kulit, barang dari kulit dan alas kaki tumbuh 2,2 persen, di tengah pertumbuhan sektor pertambangan yang tercatat minus di tahun yang sama.
4
Publikasi Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional tahun 2017 mendeskripsikan, industri kulit menjadi salah satu sub sektor perekonomian yang mencatat pertumbuhan nilai investasi acing tertinggi di tahun 2017. Untuk capaian ini saja, bare sebagian kecil pebisnis kulit yang terlibat dalam kegiatan ekspor. Publikasi BPS tahun 2017 menunjukkan hanya 10,72 persen dari total produk usaha skala menengah besar dan 0,4 persen dari total produk usaha mikro kecil industri kulit yang dijual ke luar negeri. Mayoritas kegiatan bisnis kulit (lebih kurang 96 persen) juga masih terpusat di Pulau Jawa, antara lain di Kabupaten Garut di Jawa Barat Yogyakarta, serta Kabupaten Sidoarjo dan Magetan di Jawa Timur.
Berdasarkan paragfar ke 4. Semua industri kulit mengalami peningkatan, sebagian industri kulit ada di pulau Jawa. Maka kesimpulan yang paling tepat adalah
A. 
Sebagian industri kulit di luar Pulau jawa mengalami peningkatan
B. 
Sebagian   industri   kulit di   Pulau   Jawa mengalami penigkatan
C. 
Sebagian industri kulit di Pulau Jawa tidak mengalami peningkatan
D. 
Sebagian Industri kulit di pulau luar Jawa tidak mengalami peningkatan
E. 
6.
Menakar Daya Tahan Industri Kulit Tanah Air
1
Hingga 2017, Badan Pusat Statistik mencatat ada sekitar 76.000 unit usaha skala mikro kecil cli sektor kulit, barang dari kulit dan alas kaki. Ada Iebih dari 250.000 tenaga kerja yang terserap di dalamnya. Dibandingkan dengan total keseluruhan usaha skala mikro-kecil_ industri ini masih terbilang kecil. Proporsi unit usaha industri kulit hanya 1,7 persen dari seluruh usaha-mikro kecil yang ada dan hanya menyerap 2,3 persen tenaga kerja dan keseluruhan industri di skala usaha yang sama. Kendall kecil, prospek bisnis di sektor ini terbilang moncer.
2
Simak saja publikasi dari Taman World's Top Exports yang m erujuk pada data United Nations Comtrade Database. Khusus untuk produk sepatu kulit saja, Indonesia berhasil menembus peringkat kelima pasar global dengan nilai ekspor 2,6 juta dollar AS tahun 2017; setara 4,9 persen pasar sepatu Itulit dunia. Indonesia juga mencatat surplus perdagangan keempat terbesar dunia khusus untuk komoditas ini, dengan besaran surplus mencapai 12,7 persen. Sepanjang 2013 - 2017, pertumbuhan rata-rata ekspor Indonesia berada di urutan keempat dunia sesudah Kamboja. Vietnam dan Jerman. 12,3 persen sepanjang 2013-2017.
3
Industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki juga berperan menopang perekonomian nasional yang melambat. Produk domestik bruto sub sektor kulit, barang dari kulit dan alas kaki tumbuh 2,2 persen, di tengah pertumbuhan sektor pertambangan yang tercatat minus di tahun yang sama.
4
Publikasi Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional tahun 2017 mendeskripsikan, industri kulit menjadi salah satu sub sektor perekonomian yang mencatat pertumbuhan nilai investasi acing tertinggi di tahun 2017. Untuk capaian ini saja, bare sebagian kecil pebisnis kulit yang terlibat dalam kegiatan ekspor. Publikasi BPS tahun 2017 menunjukkan hanya 10,72 persen dari total produk usaha skala menengah besar dan 0,4 persen dari total produk usaha mikro kecil industri kulit yang dijual ke luar negeri. Mayoritas kegiatan bisnis kulit (lebih kurang 96 persen) juga masih terpusat di Pulau Jawa, antara lain di Kabupaten Garut di Jawa Barat Yogyakarta, serta Kabupaten Sidoarjo dan Magetan di Jawa Timur.
Berdasarkan paragraf pertama, 6,8% usaha mikro yang ada berjumlah ... unit usaha. -
A. 
B. 
C. 
D. 
E. 
7.
Menakar Daya Tahan Industri Kulit Tanah Air
1
Hingga 2017, Badan Pusat Statistik mencatat ada sekitar 76.000 unit usaha skala mikro kecil cli sektor kulit, barang dari kulit dan alas kaki. Ada Iebih dari 250.000 tenaga kerja yang terserap di dalamnya. Dibandingkan dengan total keseluruhan usaha skala mikro-kecil_ industri ini masih terbilang kecil. Proporsi unit usaha industri kulit hanya 1,7 persen dari seluruh usaha-mikro kecil yang ada dan hanya menyerap 2,3 persen tenaga kerja dan keseluruhan industri di skala usaha yang sama. Kendall kecil, prospek bisnis di sektor ini terbilang moncer.
2
Simak saja publikasi dari Taman World's Top Exports yang m erujuk pada data United Nations Comtrade Database. Khusus untuk produk sepatu kulit saja, Indonesia berhasil menembus peringkat kelima pasar global dengan nilai ekspor 2,6 juta dollar AS tahun 2017; setara 4,9 persen pasar sepatu Itulit dunia. Indonesia juga mencatat surplus perdagangan keempat terbesar dunia khusus untuk komoditas ini, dengan besaran surplus mencapai 12,7 persen. Sepanjang 2013 - 2017, pertumbuhan rata-rata ekspor Indonesia berada di urutan keempat dunia sesudah Kamboja. Vietnam dan Jerman. 12,3 persen sepanjang 2013-2017.
3
Industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki juga berperan menopang perekonomian nasional yang melambat. Produk domestik bruto sub sektor kulit, barang dari kulit dan alas kaki tumbuh 2,2 persen, di tengah pertumbuhan sektor pertambangan yang tercatat minus di tahun yang sama.
4
Publikasi Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional tahun 2017 mendeskripsikan, industri kulit menjadi salah satu sub sektor perekonomian yang mencatat pertumbuhan nilai investasi acing tertinggi di tahun 2017. Untuk capaian ini saja, bare sebagian kecil pebisnis kulit yang terlibat dalam kegiatan ekspor. Publikasi BPS tahun 2017 menunjukkan hanya 10,72 persen dari total produk usaha skala menengah besar dan 0,4 persen dari total produk usaha mikro kecil industri kulit yang dijual ke luar negeri. Mayoritas kegiatan bisnis kulit (lebih kurang 96 persen) juga masih terpusat di Pulau Jawa, antara lain di Kabupaten Garut di Jawa Barat Yogyakarta, serta Kabupaten Sidoarjo dan Magetan di Jawa Timur.
Berdasarkan grafik maka terjadi penurunan jumlah perusahaan industri kulit yang tersbesar antara tahun
A. 
B. 
C. 
D. 
E. 
8.
Menakar Daya Tahan Industri Kulit Tanah Air
1
Hingga 2017, Badan Pusat Statistik mencatat ada sekitar 76.000 unit usaha skala mikro kecil cli sektor kulit, barang dari kulit dan alas kaki. Ada Iebih dari 250.000 tenaga kerja yang terserap di dalamnya. Dibandingkan dengan total keseluruhan usaha skala mikro-kecil_ industri ini masih terbilang kecil. Proporsi unit usaha industri kulit hanya 1,7 persen dari seluruh usaha-mikro kecil yang ada dan hanya menyerap 2,3 persen tenaga kerja dan keseluruhan industri di skala usaha yang sama. Kendall kecil, prospek bisnis di sektor ini terbilang moncer.
2
Simak saja publikasi dari Taman World's Top Exports yang m erujuk pada data United Nations Comtrade Database. Khusus untuk produk sepatu kulit saja, Indonesia berhasil menembus peringkat kelima pasar global dengan nilai ekspor 2,6 juta dollar AS tahun 2017; setara 4,9 persen pasar sepatu Itulit dunia. Indonesia juga mencatat surplus perdagangan keempat terbesar dunia khusus untuk komoditas ini, dengan besaran surplus mencapai 12,7 persen. Sepanjang 2013 - 2017, pertumbuhan rata-rata ekspor Indonesia berada di urutan keempat dunia sesudah Kamboja. Vietnam dan Jerman. 12,3 persen sepanjang 2013-2017.
3
Industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki juga berperan menopang perekonomian nasional yang melambat. Produk domestik bruto sub sektor kulit, barang dari kulit dan alas kaki tumbuh 2,2 persen, di tengah pertumbuhan sektor pertambangan yang tercatat minus di tahun yang sama.
4
Publikasi Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional tahun 2017 mendeskripsikan, industri kulit menjadi salah satu sub sektor perekonomian yang mencatat pertumbuhan nilai investasi acing tertinggi di tahun 2017. Untuk capaian ini saja, bare sebagian kecil pebisnis kulit yang terlibat dalam kegiatan ekspor. Publikasi BPS tahun 2017 menunjukkan hanya 10,72 persen dari total produk usaha skala menengah besar dan 0,4 persen dari total produk usaha mikro kecil industri kulit yang dijual ke luar negeri. Mayoritas kegiatan bisnis kulit (lebih kurang 96 persen) juga masih terpusat di Pulau Jawa, antara lain di Kabupaten Garut di Jawa Barat Yogyakarta, serta Kabupaten Sidoarjo dan Magetan di Jawa Timur.
Berdasarkan paragrat ke 2, Indonesia berada di urutan keempat negara pengekspor kulit, sedangltan Vietnam berada pada urutan ke
A. 
B. 
C. 
D. 
E. 
9.
1
Kabupaten Trenggalek merupakan kabupaten yang memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang pertanian. Sektor unggulan di Kabupaten Trenggalek salah satu yang paling utama dalam bidang pertanian terdiri dan tanam an pangan, produksi padi, holtikultura (manggis dan durian) _Hal ini ditandai dengan luasnya areal pertanian di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Gandusari, Kecamatan Suruh, dan Kecamatan Trenggalek. jika tidak diimbangi dengan strategi prencanaan yang bagus dalam peningkatan poduktivitas basil pertanian maka luasnya areal lahan pertanian tidak akan memberikan produktivitas yang maksimal. Salah satu strategi prencanaan tersebut perlu mempertimbangkan faktor meteorologis, salah satunya adalah curah hujan.
2
Perubahan iklim yang tidak menentu mengakibatkan perngaruhnya terhadap ketahanan pangan yaitu terjadinya perubahan musim hujan dan kemarau yang sangat berpengaruh pada pola tanam dan pola panen khususnya pada tanaman semusim. Contohnya musim tanam sudah tiba tetapi hujan tidak turun mengakibatkan bibit rusak, pengolahan lahan berulang atau bibit yang sudah ditanam mengalami kekeringan yang menimbulkan kerugian cukup besar, ataupun hujan yang berlangsung di atas normal yang mengakibatkan penggenangan lahan pertanian. Gangguan terhadap sistem pertanian terkait dengan tiga faktor utama. yaitu: faktor biofisik, genetik, dan manajemen. Kejadian iklim ekstrim antara lain menyebabkan: (a) kegagalan panen dan tanaman. penurunan indeks pertanaman yang berujung pada penurunan produktivitas dan produksi: (b) kerusakan sumber daya lahan pertanian; (c) peningkatan frekuensi, luas, dan intensitas kekeringan; (d) peningkatan kelembaban; dan (e) peningkatan intensitas gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) (Las et al., 2008a). Dalam sistem pertanian dampak perubahan iklim merupakan resultant antara perubahan luas tanam dan panen dengan produktivitas.
3
Perubahan iklim global pasti akan memberikan dampak terhadap tingkat ketahanan pangan sehingga berkaitan erat dengan tingkat produktivitas basil pertanian. Pengaruh perubahan iklim terhadap ketahanan pangan terlihat sangat jelas dan mempengaruhi basil produksi tiap periode panen sehingga perlu adanya langkah-langkah antisipatif untuk tetap dapat memanajemen ketersediaan pangan khususnya padi di masa yang akan datang. Langkah- langkah antisipatif ini meliputi pengembangan bibit unggul tanaman pangan, kebijakan pengembangan produksi pertanian, pengembangan infrastruktur pertanian, penyuluhan terkait pertanian, dan pengembangan kelembagaan pertanian atau pembentukan lembaga kelompok tani tiap daerah yang berpotensial lahan pertanian yang tinggi. Komoditi yang dianggap dijadikan sebagai pangan di Indonesia yaitu tanaman semusim yang mengandung karbohdrat yang tinggi seperti beras, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar. •--
4
Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu kabupaten yang memiliki lahan pertanian yang luas dan tersebar di beberapa kecamatan. Komoditi hasil pertanian tanaman semusim yang dijadikan sumber pangan di Kabupaten Trenggalek meliputi padi (padi sawah dan padi ladang), jagung, ubi kayu dan ubi jalar.
Berdasarkan paragraf 1, Jika luasnya areal lahan di suatu daerah memberikan produktivitas yang maksimal maka
A. 
Daerah tersebut memiliki strategi prencanaan yang bagus dalam peningkatan produktivitas hasil pertanian.
B. 
Daerah tersebut memiliki iklim dan curah hujan yang bagus
C. 
Daerah tersebut memiliki teknologi pertanian.
D. 
Daerah tersebut terletak di dataran yang tinggi.
E. 
Daerah tersebut memiliki irigasi yang bagus.
10.
1
Kabupaten Trenggalek merupakan kabupaten yang memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang pertanian. Sektor unggulan di Kabupaten Trenggalek salah satu yang paling utama dalam bidang pertanian terdiri dan tanam an pangan, produksi padi, holtikultura (manggis dan durian) _Hal ini ditandai dengan luasnya areal pertanian di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Gandusari, Kecamatan Suruh, dan Kecamatan Trenggalek. jika tidak diimbangi dengan strategi prencanaan yang bagus dalam peningkatan poduktivitas basil pertanian maka luasnya areal lahan pertanian tidak akan memberikan produktivitas yang maksimal. Salah satu strategi prencanaan tersebut perlu mempertimbangkan faktor meteorologis, salah satunya adalah curah hujan.
2
Perubahan iklim yang tidak menentu mengakibatkan perngaruhnya terhadap ketahanan pangan yaitu terjadinya perubahan musim hujan dan kemarau yang sangat berpengaruh pada pola tanam dan pola panen khususnya pada tanaman semusim. Contohnya musim tanam sudah tiba tetapi hujan tidak turun mengakibatkan bibit rusak, pengolahan lahan berulang atau bibit yang sudah ditanam mengalami kekeringan yang menimbulkan kerugian cukup besar, ataupun hujan yang berlangsung di atas normal yang mengakibatkan penggenangan lahan pertanian. Gangguan terhadap sistem pertanian terkait dengan tiga faktor utama. yaitu: faktor biofisik, genetik, dan manajemen. Kejadian iklim ekstrim antara lain menyebabkan: (a) kegagalan panen dan tanaman. penurunan indeks pertanaman yang berujung pada penurunan produktivitas dan produksi: (b) kerusakan sumber daya lahan pertanian; (c) peningkatan frekuensi, luas, dan intensitas kekeringan; (d) peningkatan kelembaban; dan (e) peningkatan intensitas gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) (Las et al., 2008a). Dalam sistem pertanian dampak perubahan iklim merupakan resultant antara perubahan luas tanam dan panen dengan produktivitas.
3
Perubahan iklim global pasti akan memberikan dampak terhadap tingkat ketahanan pangan sehingga berkaitan erat dengan tingkat produktivitas basil pertanian. Pengaruh perubahan iklim terhadap ketahanan pangan terlihat sangat jelas dan mempengaruhi basil produksi tiap periode panen sehingga perlu adanya langkah-langkah antisipatif untuk tetap dapat memanajemen ketersediaan pangan khususnya padi di masa yang akan datang. Langkah- langkah antisipatif ini meliputi pengembangan bibit unggul tanaman pangan, kebijakan pengembangan produksi pertanian, pengembangan infrastruktur pertanian, penyuluhan terkait pertanian, dan pengembangan kelembagaan pertanian atau pembentukan lembaga kelompok tani tiap daerah yang berpotensial lahan pertanian yang tinggi. Komoditi yang dianggap dijadikan sebagai pangan di Indonesia yaitu tanaman semusim yang mengandung karbohdrat yang tinggi seperti beras, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar. •--
4
Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu kabupaten yang memiliki lahan pertanian yang luas dan tersebar di beberapa kecamatan. Komoditi hasil pertanian tanaman semusim yang dijadikan sumber pangan di Kabupaten Trenggalek meliputi padi (padi sawah dan padi ladang), jagung, ubi kayu dan ubi jalar.
Berdasarkan paragraf 1, berikut ini merupakan faktor meteorologis yang mempengaruhi hasil pertanian, KECUALI
A. 
B. 
C. 
Unsur hara dan kesuburan tanah.
D. 
E. 
Intensitas penyinaran matahari
11.
1
Kabupaten Trenggalek merupakan kabupaten yang memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang pertanian. Sektor unggulan di Kabupaten Trenggalek salah satu yang paling utama dalam bidang pertanian terdiri dan tanam an pangan, produksi padi, holtikultura (manggis dan durian) _Hal ini ditandai dengan luasnya areal pertanian di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Gandusari, Kecamatan Suruh, dan Kecamatan Trenggalek. jika tidak diimbangi dengan strategi prencanaan yang bagus dalam peningkatan poduktivitas basil pertanian maka luasnya areal lahan pertanian tidak akan memberikan produktivitas yang maksimal. Salah satu strategi prencanaan tersebut perlu mempertimbangkan faktor meteorologis, salah satunya adalah curah hujan.
2
Perubahan iklim yang tidak menentu mengakibatkan perngaruhnya terhadap ketahanan pangan yaitu terjadinya perubahan musim hujan dan kemarau yang sangat berpengaruh pada pola tanam dan pola panen khususnya pada tanaman semusim. Contohnya musim tanam sudah tiba tetapi hujan tidak turun mengakibatkan bibit rusak, pengolahan lahan berulang atau bibit yang sudah ditanam mengalami kekeringan yang menimbulkan kerugian cukup besar, ataupun hujan yang berlangsung di atas normal yang mengakibatkan penggenangan lahan pertanian. Gangguan terhadap sistem pertanian terkait dengan tiga faktor utama. yaitu: faktor biofisik, genetik, dan manajemen. Kejadian iklim ekstrim antara lain menyebabkan: (a) kegagalan panen dan tanaman. penurunan indeks pertanaman yang berujung pada penurunan produktivitas dan produksi: (b) kerusakan sumber daya lahan pertanian; (c) peningkatan frekuensi, luas, dan intensitas kekeringan; (d) peningkatan kelembaban; dan (e) peningkatan intensitas gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) (Las et al., 2008a). Dalam sistem pertanian dampak perubahan iklim merupakan resultant antara perubahan luas tanam dan panen dengan produktivitas.
3
Perubahan iklim global pasti akan memberikan dampak terhadap tingkat ketahanan pangan sehingga berkaitan erat dengan tingkat produktivitas basil pertanian. Pengaruh perubahan iklim terhadap ketahanan pangan terlihat sangat jelas dan mempengaruhi basil produksi tiap periode panen sehingga perlu adanya langkah-langkah antisipatif untuk tetap dapat memanajemen ketersediaan pangan khususnya padi di masa yang akan datang. Langkah- langkah antisipatif ini meliputi pengembangan bibit unggul tanaman pangan, kebijakan pengembangan produksi pertanian, pengembangan infrastruktur pertanian, penyuluhan terkait pertanian, dan pengembangan kelembagaan pertanian atau pembentukan lembaga kelompok tani tiap daerah yang berpotensial lahan pertanian yang tinggi. Komoditi yang dianggap dijadikan sebagai pangan di Indonesia yaitu tanaman semusim yang mengandung karbohdrat yang tinggi seperti beras, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar. •--
4
Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu kabupaten yang memiliki lahan pertanian yang luas dan tersebar di beberapa kecamatan. Komoditi hasil pertanian tanaman semusim yang dijadikan sumber pangan di Kabupaten Trenggalek meliputi padi (padi sawah dan padi ladang), jagung, ubi kayu dan ubi jalar.
Berdasarkan paragraf 2, daerah A memiliki lahan pertanian yang luas, jika sebulan terakhir mengalami curah hujan yang berlangsung di atas normal maka
A. 
Harus dibuat bendungan penampung air hujan.
B. 
Terjadi penggenangan lahan pertanian dan hasil produksi pertanian tidak maksimal.
C. 
Terjadi   keterlambatan distribusi hasil pertanian.
D. 
Hasil pertanian maksimal.
E. 
Tidak dapat menghasilkan produk pertanian
12.
1
Kabupaten Trenggalek merupakan kabupaten yang memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang pertanian. Sektor unggulan di Kabupaten Trenggalek salah satu yang paling utama dalam bidang pertanian terdiri dan tanam an pangan, produksi padi, holtikultura (manggis dan durian) _Hal ini ditandai dengan luasnya areal pertanian di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Gandusari, Kecamatan Suruh, dan Kecamatan Trenggalek. jika tidak diimbangi dengan strategi prencanaan yang bagus dalam peningkatan poduktivitas basil pertanian maka luasnya areal lahan pertanian tidak akan memberikan produktivitas yang maksimal. Salah satu strategi prencanaan tersebut perlu mempertimbangkan faktor meteorologis, salah satunya adalah curah hujan.
2
Perubahan iklim yang tidak menentu mengakibatkan perngaruhnya terhadap ketahanan pangan yaitu terjadinya perubahan musim hujan dan kemarau yang sangat berpengaruh pada pola tanam dan pola panen khususnya pada tanaman semusim. Contohnya musim tanam sudah tiba tetapi hujan tidak turun mengakibatkan bibit rusak, pengolahan lahan berulang atau bibit yang sudah ditanam mengalami kekeringan yang menimbulkan kerugian cukup besar, ataupun hujan yang berlangsung di atas normal yang mengakibatkan penggenangan lahan pertanian. Gangguan terhadap sistem pertanian terkait dengan tiga faktor utama. yaitu: faktor biofisik, genetik, dan manajemen. Kejadian iklim ekstrim antara lain menyebabkan: (a) kegagalan panen dan tanaman. penurunan indeks pertanaman yang berujung pada penurunan produktivitas dan produksi: (b) kerusakan sumber daya lahan pertanian; (c) peningkatan frekuensi, luas, dan intensitas kekeringan; (d) peningkatan kelembaban; dan (e) peningkatan intensitas gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) (Las et al., 2008a). Dalam sistem pertanian dampak perubahan iklim merupakan resultant antara perubahan luas tanam dan panen dengan produktivitas.
3
Perubahan iklim global pasti akan memberikan dampak terhadap tingkat ketahanan pangan sehingga berkaitan erat dengan tingkat produktivitas basil pertanian. Pengaruh perubahan iklim terhadap ketahanan pangan terlihat sangat jelas dan mempengaruhi basil produksi tiap periode panen sehingga perlu adanya langkah-langkah antisipatif untuk tetap dapat memanajemen ketersediaan pangan khususnya padi di masa yang akan datang. Langkah- langkah antisipatif ini meliputi pengembangan bibit unggul tanaman pangan, kebijakan pengembangan produksi pertanian, pengembangan infrastruktur pertanian, penyuluhan terkait pertanian, dan pengembangan kelembagaan pertanian atau pembentukan lembaga kelompok tani tiap daerah yang berpotensial lahan pertanian yang tinggi. Komoditi yang dianggap dijadikan sebagai pangan di Indonesia yaitu tanaman semusim yang mengandung karbohdrat yang tinggi seperti beras, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar. •--
4
Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu kabupaten yang memiliki lahan pertanian yang luas dan tersebar di beberapa kecamatan. Komoditi hasil pertanian tanaman semusim yang dijadikan sumber pangan di Kabupaten Trenggalek meliputi padi (padi sawah dan padi ladang), jagung, ubi kayu dan ubi jalar.
Berdasarkan paragraf 2, berikut ini adalah hubungan antara luas lahan pertanian, iklim, dan produktivitas pertanian
A. 
Lahan yang luas akan menghasilkan hasil produksi pertanian yang maksimal walaupun iklim tidak stabil.
B. 
Iklim yang stabil akan menghasilkan produksi pertanian yang maksimal walaupun lahan tidak begitu luas.
C. 
Luasnya lahan dan iklim tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi pertanian.
D. 
Luasnya lahan lebih berpengaruh terhadap hasil produksi pertanian dibandingkan keadaaan iklim.
E. 
Semakin luas lahan pertanian dan iklim yang stabil maka hasil produksi pertanian akan maksimal.
13.
1
Kabupaten Trenggalek merupakan kabupaten yang memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang pertanian. Sektor unggulan di Kabupaten Trenggalek salah satu yang paling utama dalam bidang pertanian terdiri dan tanam an pangan, produksi padi, holtikultura (manggis dan durian) _Hal ini ditandai dengan luasnya areal pertanian di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Gandusari, Kecamatan Suruh, dan Kecamatan Trenggalek. jika tidak diimbangi dengan strategi prencanaan yang bagus dalam peningkatan poduktivitas basil pertanian maka luasnya areal lahan pertanian tidak akan memberikan produktivitas yang maksimal. Salah satu strategi prencanaan tersebut perlu mempertimbangkan faktor meteorologis, salah satunya adalah curah hujan.
2
Perubahan iklim yang tidak menentu mengakibatkan perngaruhnya terhadap ketahanan pangan yaitu terjadinya perubahan musim hujan dan kemarau yang sangat berpengaruh pada pola tanam dan pola panen khususnya pada tanaman semusim. Contohnya musim tanam sudah tiba tetapi hujan tidak turun mengakibatkan bibit rusak, pengolahan lahan berulang atau bibit yang sudah ditanam mengalami kekeringan yang menimbulkan kerugian cukup besar, ataupun hujan yang berlangsung di atas normal yang mengakibatkan penggenangan lahan pertanian. Gangguan terhadap sistem pertanian terkait dengan tiga faktor utama. yaitu: faktor biofisik, genetik, dan manajemen. Kejadian iklim ekstrim antara lain menyebabkan: (a) kegagalan panen dan tanaman. penurunan indeks pertanaman yang berujung pada penurunan produktivitas dan produksi: (b) kerusakan sumber daya lahan pertanian; (c) peningkatan frekuensi, luas, dan intensitas kekeringan; (d) peningkatan kelembaban; dan (e) peningkatan intensitas gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) (Las et al., 2008a). Dalam sistem pertanian dampak perubahan iklim merupakan resultant antara perubahan luas tanam dan panen dengan produktivitas.
3
Perubahan iklim global pasti akan memberikan dampak terhadap tingkat ketahanan pangan sehingga berkaitan erat dengan tingkat produktivitas basil pertanian. Pengaruh perubahan iklim terhadap ketahanan pangan terlihat sangat jelas dan mempengaruhi basil produksi tiap periode panen sehingga perlu adanya langkah-langkah antisipatif untuk tetap dapat memanajemen ketersediaan pangan khususnya padi di masa yang akan datang. Langkah- langkah antisipatif ini meliputi pengembangan bibit unggul tanaman pangan, kebijakan pengembangan produksi pertanian, pengembangan infrastruktur pertanian, penyuluhan terkait pertanian, dan pengembangan kelembagaan pertanian atau pembentukan lembaga kelompok tani tiap daerah yang berpotensial lahan pertanian yang tinggi. Komoditi yang dianggap dijadikan sebagai pangan di Indonesia yaitu tanaman semusim yang mengandung karbohdrat yang tinggi seperti beras, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar. •--
4
Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu kabupaten yang memiliki lahan pertanian yang luas dan tersebar di beberapa kecamatan. Komoditi hasil pertanian tanaman semusim yang dijadikan sumber pangan di Kabupaten Trenggalek meliputi padi (padi sawah dan padi ladang), jagung, ubi kayu dan ubi jalar.
Berdasarkan paragraf 3 berikut ini merupakan contoh langkah antisipatif ketahanan pangan, KECUALI
A. 
Penyuluhan kepada para petani tentang penggunaan teknologi pertanian untuk menghasilkan produk pertanian yang maksimal.
B. 
Pengembangan varietas-varietas bibit Baru yang unggul.
C. 
Pembangunan irigasi untuk penyaluran air kebutuhan pertanian.
D. 
Melakukan import bahan pangan.
E. 
Mengeluarkan kebijakan pengembangan produksi pertanian.
14.
1
Kabupaten Trenggalek merupakan kabupaten yang memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang pertanian. Sektor unggulan di Kabupaten Trenggalek salah satu yang paling utama dalam bidang pertanian terdiri dan tanam an pangan, produksi padi, holtikultura (manggis dan durian) _Hal ini ditandai dengan luasnya areal pertanian di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Gandusari, Kecamatan Suruh, dan Kecamatan Trenggalek. jika tidak diimbangi dengan strategi prencanaan yang bagus dalam peningkatan poduktivitas basil pertanian maka luasnya areal lahan pertanian tidak akan memberikan produktivitas yang maksimal. Salah satu strategi prencanaan tersebut perlu mempertimbangkan faktor meteorologis, salah satunya adalah curah hujan.
2
Perubahan iklim yang tidak menentu mengakibatkan perngaruhnya terhadap ketahanan pangan yaitu terjadinya perubahan musim hujan dan kemarau yang sangat berpengaruh pada pola tanam dan pola panen khususnya pada tanaman semusim. Contohnya musim tanam sudah tiba tetapi hujan tidak turun mengakibatkan bibit rusak, pengolahan lahan berulang atau bibit yang sudah ditanam mengalami kekeringan yang menimbulkan kerugian cukup besar, ataupun hujan yang berlangsung di atas normal yang mengakibatkan penggenangan lahan pertanian. Gangguan terhadap sistem pertanian terkait dengan tiga faktor utama. yaitu: faktor biofisik, genetik, dan manajemen. Kejadian iklim ekstrim antara lain menyebabkan: (a) kegagalan panen dan tanaman. penurunan indeks pertanaman yang berujung pada penurunan produktivitas dan produksi: (b) kerusakan sumber daya lahan pertanian; (c) peningkatan frekuensi, luas, dan intensitas kekeringan; (d) peningkatan kelembaban; dan (e) peningkatan intensitas gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) (Las et al., 2008a). Dalam sistem pertanian dampak perubahan iklim merupakan resultant antara perubahan luas tanam dan panen dengan produktivitas.
3
Perubahan iklim global pasti akan memberikan dampak terhadap tingkat ketahanan pangan sehingga berkaitan erat dengan tingkat produktivitas basil pertanian. Pengaruh perubahan iklim terhadap ketahanan pangan terlihat sangat jelas dan mempengaruhi basil produksi tiap periode panen sehingga perlu adanya langkah-langkah antisipatif untuk tetap dapat memanajemen ketersediaan pangan khususnya padi di masa yang akan datang. Langkah- langkah antisipatif ini meliputi pengembangan bibit unggul tanaman pangan, kebijakan pengembangan produksi pertanian, pengembangan infrastruktur pertanian, penyuluhan terkait pertanian, dan pengembangan kelembagaan pertanian atau pembentukan lembaga kelompok tani tiap daerah yang berpotensial lahan pertanian yang tinggi. Komoditi yang dianggap dijadikan sebagai pangan di Indonesia yaitu tanaman semusim yang mengandung karbohdrat yang tinggi seperti beras, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar. •--
4
Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu kabupaten yang memiliki lahan pertanian yang luas dan tersebar di beberapa kecamatan. Komoditi hasil pertanian tanaman semusim yang dijadikan sumber pangan di Kabupaten Trenggalek meliputi padi (padi sawah dan padi ladang), jagung, ubi kayu dan ubi jalar.
Berdasarkan tabel jumlah produksi padi di atas, daerah yang memiliki lahan padi yang luas diantaranya
A. 
Tugu, Watulimo, dan Munjungan.
B. 
Watulimo, Kampak, dan Tugu.
C. 
Bendungan, Kampak dan Pule. Daerah yang memiliki
D. 
Gandosari, Munjungan dan Kampak.
E. 
15.
1
Kabupaten Trenggalek merupakan kabupaten yang memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang pertanian. Sektor unggulan di Kabupaten Trenggalek salah satu yang paling utama dalam bidang pertanian terdiri dan tanam an pangan, produksi padi, holtikultura (manggis dan durian) _Hal ini ditandai dengan luasnya areal pertanian di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Gandusari, Kecamatan Suruh, dan Kecamatan Trenggalek. jika tidak diimbangi dengan strategi prencanaan yang bagus dalam peningkatan poduktivitas basil pertanian maka luasnya areal lahan pertanian tidak akan memberikan produktivitas yang maksimal. Salah satu strategi prencanaan tersebut perlu mempertimbangkan faktor meteorologis, salah satunya adalah curah hujan.
2
Perubahan iklim yang tidak menentu mengakibatkan perngaruhnya terhadap ketahanan pangan yaitu terjadinya perubahan musim hujan dan kemarau yang sangat berpengaruh pada pola tanam dan pola panen khususnya pada tanaman semusim. Contohnya musim tanam sudah tiba tetapi hujan tidak turun mengakibatkan bibit rusak, pengolahan lahan berulang atau bibit yang sudah ditanam mengalami kekeringan yang menimbulkan kerugian cukup besar, ataupun hujan yang berlangsung di atas normal yang mengakibatkan penggenangan lahan pertanian. Gangguan terhadap sistem pertanian terkait dengan tiga faktor utama. yaitu: faktor biofisik, genetik, dan manajemen. Kejadian iklim ekstrim antara lain menyebabkan: (a) kegagalan panen dan tanaman. penurunan indeks pertanaman yang berujung pada penurunan produktivitas dan produksi: (b) kerusakan sumber daya lahan pertanian; (c) peningkatan frekuensi, luas, dan intensitas kekeringan; (d) peningkatan kelembaban; dan (e) peningkatan intensitas gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) (Las et al., 2008a). Dalam sistem pertanian dampak perubahan iklim merupakan resultant antara perubahan luas tanam dan panen dengan produktivitas.
3
Perubahan iklim global pasti akan memberikan dampak terhadap tingkat ketahanan pangan sehingga berkaitan erat dengan tingkat produktivitas basil pertanian. Pengaruh perubahan iklim terhadap ketahanan pangan terlihat sangat jelas dan mempengaruhi basil produksi tiap periode panen sehingga perlu adanya langkah-langkah antisipatif untuk tetap dapat memanajemen ketersediaan pangan khususnya padi di masa yang akan datang. Langkah- langkah antisipatif ini meliputi pengembangan bibit unggul tanaman pangan, kebijakan pengembangan produksi pertanian, pengembangan infrastruktur pertanian, penyuluhan terkait pertanian, dan pengembangan kelembagaan pertanian atau pembentukan lembaga kelompok tani tiap daerah yang berpotensial lahan pertanian yang tinggi. Komoditi yang dianggap dijadikan sebagai pangan di Indonesia yaitu tanaman semusim yang mengandung karbohdrat yang tinggi seperti beras, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar. •--
4
Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu kabupaten yang memiliki lahan pertanian yang luas dan tersebar di beberapa kecamatan. Komoditi hasil pertanian tanaman semusim yang dijadikan sumber pangan di Kabupaten Trenggalek meliputi padi (padi sawah dan padi ladang), jagung, ubi kayu dan ubi jalar.
Berdasarkan tabel jumlah produksi padi di atas, dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. daerah yang memiliki jumlah total hasil padi terbanyak selama 5 tahun adalah
A. 
B. 
C. 
D. 
E. 
16.
1
Kabupaten Trenggalek merupakan kabupaten yang memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang pertanian. Sektor unggulan di Kabupaten Trenggalek salah satu yang paling utama dalam bidang pertanian terdiri dan tanam an pangan, produksi padi, holtikultura (manggis dan durian) _Hal ini ditandai dengan luasnya areal pertanian di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Gandusari, Kecamatan Suruh, dan Kecamatan Trenggalek. jika tidak diimbangi dengan strategi prencanaan yang bagus dalam peningkatan poduktivitas basil pertanian maka luasnya areal lahan pertanian tidak akan memberikan produktivitas yang maksimal. Salah satu strategi prencanaan tersebut perlu mempertimbangkan faktor meteorologis, salah satunya adalah curah hujan.
2
Perubahan iklim yang tidak menentu mengakibatkan perngaruhnya terhadap ketahanan pangan yaitu terjadinya perubahan musim hujan dan kemarau yang sangat berpengaruh pada pola tanam dan pola panen khususnya pada tanaman semusim. Contohnya musim tanam sudah tiba tetapi hujan tidak turun mengakibatkan bibit rusak, pengolahan lahan berulang atau bibit yang sudah ditanam mengalami kekeringan yang menimbulkan kerugian cukup besar, ataupun hujan yang berlangsung di atas normal yang mengakibatkan penggenangan lahan pertanian. Gangguan terhadap sistem pertanian terkait dengan tiga faktor utama. yaitu: faktor biofisik, genetik, dan manajemen. Kejadian iklim ekstrim antara lain menyebabkan: (a) kegagalan panen dan tanaman. penurunan indeks pertanaman yang berujung pada penurunan produktivitas dan produksi: (b) kerusakan sumber daya lahan pertanian; (c) peningkatan frekuensi, luas, dan intensitas kekeringan; (d) peningkatan kelembaban; dan (e) peningkatan intensitas gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) (Las et al., 2008a). Dalam sistem pertanian dampak perubahan iklim merupakan resultant antara perubahan luas tanam dan panen dengan produktivitas.
3
Perubahan iklim global pasti akan memberikan dampak terhadap tingkat ketahanan pangan sehingga berkaitan erat dengan tingkat produktivitas basil pertanian. Pengaruh perubahan iklim terhadap ketahanan pangan terlihat sangat jelas dan mempengaruhi basil produksi tiap periode panen sehingga perlu adanya langkah-langkah antisipatif untuk tetap dapat memanajemen ketersediaan pangan khususnya padi di masa yang akan datang. Langkah- langkah antisipatif ini meliputi pengembangan bibit unggul tanaman pangan, kebijakan pengembangan produksi pertanian, pengembangan infrastruktur pertanian, penyuluhan terkait pertanian, dan pengembangan kelembagaan pertanian atau pembentukan lembaga kelompok tani tiap daerah yang berpotensial lahan pertanian yang tinggi. Komoditi yang dianggap dijadikan sebagai pangan di Indonesia yaitu tanaman semusim yang mengandung karbohdrat yang tinggi seperti beras, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar. •--
4
Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu kabupaten yang memiliki lahan pertanian yang luas dan tersebar di beberapa kecamatan. Komoditi hasil pertanian tanaman semusim yang dijadikan sumber pangan di Kabupaten Trenggalek meliputi padi (padi sawah dan padi ladang), jagung, ubi kayu dan ubi jalar.
Berdasarkan tabel jumlah produksi padi di atas, jumlah hasil produksi padi dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami
A. 
B. 
Penurunan sebesar 1201,3 ton
C. 
Kenaikan sebesar 1123,65 ton
D. 
Penurunan sebesar 2774,16 ton
E. 
Kenaikan sebesar 2346_98 ton
17.
13, 15, 16, 32, 34 , 35, x, 72, y
Manakah bilangan yang tepat untuk menggantikan x dan y?
A. 
B. 
C. 
D. 
E. 
18.
1, 5, 5, 4, 7, x, 7, 9, 13, 10, 11, 17, y
Manakah bilangan yang tepat untuk menggantikan x dan y?
A. 
B. 
C. 
D. 
E. 
19.
2, 4, 6, 5, 8, 10, 12, 11, 14, 16, … …
Manakah bilangan yang tepat untuk menggantikan x dan y?
A. 
B. 
C. 
D. 
E. 
20.
3, 8, 14, 21, 29, 38, …
Manakah bilangan yang tepat untuk menggantikan x dan y?
A. 
B. 
C. 
D. 
E.