Kata, Frasa Dan Klausa

Frasa Ambigu: frasa yang bermakna ganda atau lebih dari satu. Contoh: a) perancang busana wanita; frasa ini dapat bermakna perancang busana wanita yang berjenis kelamin wanita atau orang (laki-laki atau wanita) yang pekerjaannya merancang busana wanita; b) kambing hitam; Kambing hitam dapat bermakna (1) kambing yang berwarna hitam dan (2) orang yang dipersalahkan; c) orang tua; orang tua dapat bermakna (1) orang yang sudah tua, dan (2) bapak dan ibu.

Morfem: 1) satuan bentuk bahasa terkecil yg mempunyai makna secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yg lebih kecil; 2) morfem bebas morfem yg secara potensial dapat berdiri sendiri dl suatu bangun kalimat, msl saya, duduk, kursi;  morfem dasar morfem yg dapat diperluas dng dibubuhi afiks, msl juang dl berjuang;  morfem terikat morfem dasar yg hanya dapat menjadi kata bila bergabung dng afiks atau dng morfem lain, msl juang, temu;  Frasa: Bagian kalimat yang terdiri atas dua kata atau lebih yang dapat menduduki/berperan posisi salah satu unsur kalimat: subjek (S) atau predikat (P) atau objek (O) atau keterangan (K). Kelompok kata yang unsur-unsurnya masih mempertahankan makna aslinya

Frasa inti adalah unsur utama/pokok, yaitu unsur yang diterangkan (D), sedangkan frasa atributif adalah atribut/pewatas yang merupakan unsur yang menerangkan (M). Contoh: gedung(D) laboratorium(M) sedang(M) dibangun(D)

Klausa nominal: klausa yang predikatnya terdiri dari kata atau frase golongan nominal. Contoh: Agus dosen Bahasa Indonesia. Klausa Verbal Intransitif: Klausa yang predikatnya dari kata golongan kata kerja intransitif sebagai unsur intinya. Contoh: Burung merpati sedang terbang di angkasa Klausa verbal yang resiprokal: Klausa yang predikatnya dari kata golongan verbal yang termasuk kata kerja resiprok. Contoh: Mereka saling melempar batu. Klausa depan: klausa yang predikatnya dari kata atau frase depan yang diawali kata depan sebagai penanda. Contoh, gadis itu dari Atambua

Klausa dibedakan menjadi: Klausa utama, klausa yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat dan isinya sudah dapat kita pahami. Dalam kalimat majemuk bertingkat, klausa utama berfungsi sebagai inti kalimat. Klausa bawahan (sematan); klausa yang belum lengkap isinya sehingga klausa itu tidak dapat berdiri sendiri. Dalam kalimat majemuk bertingkat atau campuran, klausa ini berkedudukan sebagai perluasan salah satu fungsi kalimat (fungsi: subjek, objek, pelengkap atau keterangan). Klausa bawahan (subordinatif) yang menjadi bagian klausa lain juga disebut klausa sematan. Konjugasi seperti dan, atau, dan tetapi menghubungkan klausa koordinatif dan konjugasi seperti bahwa, sesudah dan kalau menghubungkan klausa subkoordinatif.

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh dan dapat berdiri sendiri. Kalimat umumnya berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek (S) dan predikat (P). Kelompok kata pembentuk kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, keras, lembut, disela jeda, serta memiliki intonasi akhir. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

Frasa adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tetap mempertahankan makna kata dasarnya.Contoh: Dosen baru à dua kata tetapi ketika bergabung makna kata dasarnya masih tetap. [dosen = orang yang mengajar ; baru = tidak lama] à bentuk inilah yang disebut sebagai ‘frasa’. Kata Majemuk; Sapu tangan à dua kata tetapi ketika bergabung makna kata dasarnya telah berubah. [kain untuk mengelap keringat] à bentuk ini disebut sebagai ‘kata majemuk’

Kata Majemuk: pisang goreng, panjang tangan, besar kepala, bunga desa, anak emas. Frasa:goreng pisang, tangan panjang, kepala besar, bunga mawar, anak paman.

Frasa Endosentris: Frasa endosentris, mempunyai inti frasa, adalah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya baik semua unsurnya, maupun salah satu unsurnya. Frasa endosentris yang koordinatif ialah frasa endosentris yang terdiri atas unsur-unsur yang setara. Di antara unsur-unsurnya dapat disisipkan kata dan/atau. Contoh: suami istri, suami dan istri. Frasa Endosentris atributif ialah frasa endosetris yang terdiri atas unsur-unsur yang tidak setara karena ada unsur inti dan bukan inti/atribut. Contoh: halaman(inti) luas(atribut).Frasa endosentris apositif ialah frasa yang atributnya berupa aposisi/keterangan tambahan. Contoh: Made, mahasiswa fapet, memiliki IPK tertinggi.

Bentuk Verba : 1) Verba reduplikasi/berulang, contoh makan-makan, berlari-lari; 2) Verba majemuk: proses penggabungan kata, tetapi bukan idiom, contoh temu wicara, terima kasih, tanda tangan; 3) Verba berpreposisi: verba intransitif yang diikuti preposisi, contoh, tahu akan, terdiri dari, bercerita tentang.